Pages

Saturday, March 31, 2012

Sekolah Jurnalistik, Galau = Penulis ?

Oke, jadi ceritanya gue ikutan acara yang diadain sama organisasi muslim fakultas. Kind of weird that I consciously want to join that, but this is me now, sitting quietly in my room with Flumpool's songs are being played on my laptop, thinking and typing about that event I just attended. Acara ini temanya semacam seminar rutin, *bisa disebut seminar ngga ya ?* yang temanya tentang jurnalistik yang insya Allah bakalan diadain tiap 2 minggu sekali sejak minggu ini selama 3 bulan ke depan. Jadi di minggu pertama sekolah jurnalistik ini ada 2 pembicara, penulis Yusuf Maulana dan kartunis serta penulis Nasirun Purwokartun. Seperti halnya acara - acara di Indonesia, acara ini sempet 'ngaret' selama hampir sejam gara - gara pembicaranya belom dateng. Yah, maklum lah, sejam doang mah masih belom apa - apa. Yang jadi pointnya adalah selama nunggu pembicara itu dateng, mas - mas MC ngasih semacam tugas buat kita para peserta buat nulis apapun yang terlintas di pikiran kita selama 5 menit, dan inilah yang gue tulis

The first day of the journalistic school dan tiba - tiba kita disuruh nulis sesuatu.Ngga ada ide apapun yang terlintas di pikiran yang kira - kira bisa bagus untuk dibuat tulisan. Nyari ide untuk menulis itu menurut gue merupakan bagian yang paling susah (selain mencari judul tulisan :p). Kenapa? Karena inspirasi itu datengnya seenak jidat. Kadang - kadang kalo lagi ngga butuh inspirasi buat menulis, inspirasi itu datang., tapi di lain waktu, kayak saat ini, inspirasi yang ditunggu - tunggu ngga dateng juga. Entah faktor otak yang masih macet keadaan hari ini yang masih pagi dan belom sarapan pula (dan juga hari ini hari Sabtu *malah curhat*) atau emang belom saatnya inspirasi itu dateng *sigh.

That's it. Gue selalu berpikiran bahwa yang namanya ide dan inspirasi itu kayak jelangkung. Dateng tak dijemput, pulang tak diantar. Hal inilah yang membuat gue 'awake' dengan salah satu qoute yang dilontarkan oleh sang pembicara,

Ide itu seperti udara. Ia selalu ada dimana - mana. Yang jadi masalah bagi kita para pencari ide adalah bagaimana kita menghirupnya layaknya kita menghirup udara.

Ajiib, keren sumpah deh quotenya. Jadi intinya, mencari ide untuk menulis adalah bukan kita yang MENUNGGU ide itu datang menghampiri kita, tapi kitalah yang harus MENCARI cara untuk 'menghirup' mereka yang selalu ada disekitar kita. In this state, gue langsung ngelihat sekeliling, mencoba peka terhadap 'kehadiran' para ide disekitar gue, dan berbagai macam hal muncul di kepala, mulai dari hal yang ngga nyambung sama sekali satu sama lain sampe hal yang sama sekali ngga masuk akal. Gue ngelihat keluar kelas, dan tiba - tiba di kepala gue muncul imajinasi kekanak - kanakan tentang bagaimana sebatang pohon itu hidup, dan bagaimana jika mereka bisa bergerak, berpindah tempat layaknya manusia dan hewan. Dan bagaimana jika sebenernya cuma gue satu - satunya manusia yang benar - benar manusia di dunia ini, dan bahwa orang lain itu sebenarnya adalah robot atau semacam alien yang menyamar sebagai manusia untuk mengambil alih bumi *oke, yang ini udah terlalu kekanak - kanakan*. Gue membayangkan kalau seandainya makhluk hidup lain seperti semut, tupai, kucing, hewan - hewan lain serta pepohonan itu bisa bicara, apakah mereka senang dengan kepemimpinan manusia di bumi ini, atau mereka justru menangis dalam keheningan tentang bagaimana manusia justru merusak tempat tinggal mereka sendiri. Bayangan mengenai sebuah paralel universe muncul, dan gue melihat adanya kedamaian yang berbeda dengan dunia manusia. Dengan alam yang masih bersih dan hewan - hewan serta tumbuhan hidup dengan damai dan harmonis, tanpa adanya tangan - tangan manusia jahat yang egois dan terus menerus merusak keseimbangan alam. Well said, sebenarnya ide itu selalu ada disana memanggil - manggil kita untuk menyadarinya, dan yang perlu kita lakukan adalah menajamkan pikiran, mengasah kepekaan terhadap lingkungan. Di sini gue sadar, mencari ide itu sebenarnya adalah proses menuju kedewasaan, menuju ke pribadi yang lebih peka dan lebih lembut perasaannya. Apakah kelak ide itu akan kita tuangkan ke dalam tulisan atau akan kita biarkan saja mereka menggantung di pikiran, itu adalah pilihan masing - masing manusia.

Terlepas dari masalah kepekaan manusia dalam mencari ide, ada satu lagi quote yang bikin gue mikir dalem. Waktu itu, pembicara lagi ngejelasin tentang kiat menjadi penulis, dan beliau bilang bahwa

Orang gelisah = calon penulis

Well said, gue jadi mikir tentang ternyata kegelisahan *atau kegalauan bahasa gaulnya* ternyata juga bisa jadi indikator tentang sesuatu yang cukup positif. Gue selalu berpikiran bahwa yang namanya galau itu cuma ngabis - abisin waktu, terlalu mendramatisir keadaan dan dan ngga ada gunanya. Tapi ternyata ? Kenapa sang pembicara melontarkan kata - kata ini, beliau menjelaskan bahwa orang yang sering gelisah itu sebenarnya perasaanya lebih peka daripada kebanyakan orang. Ia selalu memiliki pemikiran yang berbeda dari orang lain, dan terkadang pemikiran itu seolah menghantuinya dan memaksanya untuk selalu berpikir dan berpikir tentangnya. Kepekaannya tentang segala sesuatu membuatnya selalu seolah dibebani banyak pikiran, dan membuatnya tampak selalu gelisah. Dan jika ia lebih baik lagi, ia akan berevolusi menjadi agen perubahan, yang senantiasa tertantang untuk mewujudkan apa yang ada di pikirannya,. Tapi sekali lagi, gelisah dalam artian ini *menurut gue* berbeda dengan gelisahnya para ababil yang selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang paling sengsara, paling tidak beruntung dan tidak pernah dipedulikan orang lain. That's not sensitive, that's pathetic. Jenis kegelisahan kayak gini cuma semakin menegaskan bahwa ia ngga mensyukuri nikmat yang udah diberikan Allah. If you want to change something, you have to start it with your self. Masalah orang lain bakal ngikutin atau ngga, itu masalah mereka. Yang penting kita udah mau berusaha dan berubah. Toh pada akhirnya kita selalu punya Allah =).

Oke, kenapa gue malah jadi ngelantur kayak gini ya? Pokoknya intinya, manusia itu akan selalu menjadi lebih baik jika perasaannya peka dan lembut, karena dengan begitu, ia akan selalu bisa berkomunikasi dengan sekelilingnya, tumbuhan, hewan, sungai, politik, bencana, perang, laut, udara dan lainnya melalui bahasa alam, dan menjadi lebih siap dalam membuat perubahan .  

 Oya, satu lagi, hal ini semakin menegaskan bahwa gue sebenarnya masih bodoh, dimana ternyata hal - hal yang selalu gue yakini pada akhirnya ternyata justru sama sekali salah *sigh. Okay, lets learn more. >.<

Friday, November 18, 2011

Postingan saat saya bingung.

Oke, gw bingung.
Sebenernya mau nulis apa sekarang juga gw ngga tau, tapi berhubung suatu dan lain hal, so this is it, I'm writing it right now.

UTS udah selesai, dan lazimnya maba2 lainnya, ternyata kesan pertama itu campur aduk. Baru ini gw ngerasa mau liat nilai aja rasanya ngga jelas banget. Dibilang penasaran iya, tapi mau liat juga bingung, sebenernya gw bener2 mau liat apa ngga? Oke, it seems to be very confusing. Tapi itulah yang gw rasain sekarang. Bingung.
Pada akhirnya setelah gw liat nilainya, kebingungan itu semakin nambah. Apakah gw harus seneng jingkrak2, atau diem aja pasrah sama semua keadaan yang ada, atau nangis bombay garuk2 tanah. Kalo dibandingin sama waktu SMA, ini nilai bener2 parah. Kalo di SMA mungkin gw bakalan ngunci diri di kamar, mikirin sebenernya kesalahan apa yang udah gw bikin, terus akhirnya bunuh diri minum baygon (yang ini cuma seandainya, iman gw ngga separah itu kok). Tapi kalo diliat2, emang rata2 nilainya pada begitu semua sih
(walaupun ada beberapa perkecualian). Jadi, disinilah gw sekarang, bingung.

Kalo kalian disuruh milih, lebih milih nilai jelek apa nilai yang nanggung? Sumpah ya demi apa, gw bete banget kalo dapet nilai nanggung. Rasanya kayak itu nilai bener - bener ngajak berantem. Gemes banget gw jadinya. Tapi sebenernya kan itu nilai hasil kerja gw juga, gw yang nulis, gw yang ngerjain, otomatis nilai itu juga berdasarkan apa yang gw lakuin dong. Jadi pada akhirnya, gw kayak ngajak berantem diri gw sendiri dong.#bingung

Oke, setelah kegalauan gw menjelang UTS, sekarang tulisan ini malah bikin gw tambah bingung.

Thursday, October 13, 2011

And this is my own world, yang tidak berkepentingan dilarang masuk !

Galau nih,

Nggak tau juga sih apa penyebabnya kenapa jadi galau gini, mungkin gara - garanya ntar 2 minggu lagi UTS kali ya ?*Arrrrgh*. Rasanya kayak baru mulai kuliah seminggu dan tiba - tiba aja bakal diadepin sama soal esai tukang cuci otak yang bakal jadi penentunya calon IP gw yang pertama?. God, I really don't get it. Kayaknya kuliah selama sebulan ini belum ngasih dampak apapun ke gw. Kemana semangat awal kuliah gw? Sama sekali nggak ada bedanya kayak SMA dulu, yang tiap hari kerjaanya sekolah - ngomik - nonton film - maen sama temen2 (btw, I really miss you now, guys ). Mana jiwa mahasiswa gw ? Mana semangat gw yang waktu itu bener - bener bertekad nggak bakal bikin ortu kecewa lagi ?

Jadi ngerasa minder sekarang, setelah ketemu banyak orang dari macem - macem daerah yang ternyata kemampuannya wow sekali itu. Bukannya gimana, gw nggak nyesel dengan pilihan gw sekarang, but you know that kind of feeling right? Ngerasa ngga ada bedanya kaya orang lain, ngerasa ngga bisa jadi orang yang berbeda, karena gw tau, jadi orang biasa itu sendiri merupakan sebuah kutukan. Not mean to be dramatic, tapi gw jadi ngerasa minder apakah cita - cita gw yang notabene waktu SMA bisa bikin gw berangan - angan jauh itu bisa terwujud. Cita - cita gw yang waktu SMA bisa bebas gw ceritain ke temen - temen dengan wajah sumringah itu, yang sekarang justru bikin gw ragu, can I make it now? Dengan banyaknya saingan yang gw sadarin sekarang, akhirnya gw jadi sadar bahwa dulu gw hidup di dunia yang sangat sempit, yang ternyata pada kenyataannya ngga ada sepersejutanya dunia nyata, the real world, yang sebenarnya udah menghadang di depan mata.

Gw tau, sebenarnya kuncinya simple banget, usaha dan doa. Tapi udah berapa banyak orang yang sebenarnya tau tentang itu, seumur hidup udah berusaha dan berdoa, tapi pada akhirnya tetep aja nggak berhasil mewujudkan cita - citanya? Gantungkan cita - citamu setinggi langit, niscaya Tuhan akan memeluknya, okay, that's a nice quote, tapi  kalo emang takdir yang udah disiapkan Tuhan berbeda dengan apa yang kita cita - citakan, apa ungkapan itu berlaku? Ngga ada yang bisa merubah takdir Tuhan,kecuali kita sendiri yang mengubahnya, okay,. that's a nice quote too, tapi udah berapa banyak orang yang berusaha seumur hidup untuk meraih cita - citanya tapi pada akhirnya end yang dia dapetin berbeda. Gw tau apa yang udah disiapin oleh Tuhan buat kita pasti merupakan yang terbaik buat kita, I'm sure of it. Mungkin pada akhirnya end yang dia dapetin ternyata lebih baik daripada cita - citanya, tapi yang gue maksud disini bukan fokus pada akhir yang kita dapatkan, tapi keinginan dan angan - angan .Kalo udah gitu, apa konsep cita - cita sebenarnya masih diperlukan?

Gw juga tau bahwa orang yang hidup tanpa tujuan itu udah kayak ibarat boneka, yang akan seumur hidupnya dikendalikan oleh orang lain dan nggak bisa protes apa - apa, karena mereka sendiri nggak tau apa yang mereka inginkan. Tapi inilah yang sekarang bikin gw galau, apakah sebenarnya gw harus mati - matian mengejar cita - cita gw atau pasrah saja dengan apa yang sudah Tuhan takdirkan buat gw. Tentu saja konsep pasrah disini bukan berarti diam tanpa melakukan apa - apa, namun dengan berusaha dan berdoa sembari mengikuti arus takdir yang sudah Tuhan siapkan buat kita.

Sekali lagi, ini hanya catatan kecil tentang kegalauan gw.

*serius mode  : on*

Wednesday, May 18, 2011

Posting Ngga Sabaran ^^

Peringatan ! Postingan kali ini berisi curhatan anak ABG labil yang bingung mau ngapain dan akhirnya memutuskan untuk nulis di sini. Bagi yang ngerasa punya firasat ngga enak tentang dirinya bakalan dijejelin ocehan ngga jelas dimohon untuk tidak melanjutkan membaca. Sementara yang masih tetep berani ngelanjutin baca, silahkan saja, resiko ditanggung anda sendiri, toh hidup juga hidup anda sendiri *apa lho ya*
Sekian dan terima kasih.


Hari ini masih kayak kemarin, masih tetep jadi pengangguran sejati. Mau gimana lagi, udah nasib sebagai anak ex-SMA yang ngga punya kerjaan selain tidur, maen game, online fesbuk dan tentu saja BACA KOMIK ONLINE (sedang kecanduan, dimohon tidak mendekat karena diduga menular, sangat berbahaya). Eh, belajar juga dink, soalnya akhir bulan ini ada tes masuk PTN ( jadi keinget SNMPTN undangan yang ngga lolos, jadi pengen nangis lagi dehh,:'@ ). Lho, tau gitu kenapa sekarang waktunya ngga dipake buat belajar, jawabnya : udah kok tadi *ngekngok*

Kemaren waktu pulang dari Taman Resto abis makan - makan ultah si Hanif, aku nganterin mama yang lagi excited banget sama sepeda listrik (itu lho, kayak motor yang tenaganya pake listrik). Aku nganterin mama milih - milih sepeda listrik di sebuah toko yang merangkap konter hape juga. Pas nungguin mama lagi nanya - nanya, di salah satu rak konternya aku ngeliat sebuah headphone yang keren gilak. Sumpah pengen banget beliiiii...! *menjerit kepinginan*. Desainnya bagus banget, warna putih yang ada motif - motif tengkoraknya ( lagi seneng ornamen tengkorak gara - gara si Hongki - nya FT Island yang unyu banget itu). Sayangnya budget sedang tidak memungkinkan *baca : ngga punya duit*, jadinya belum bisa beli headphone itu. Aaaaaa, pengen.....! Mau minta ke mama malu dikirain kayak anak kecil yang ngerengek minta mainan robot gundam. Akhirnya, kemarin itu headphone belom bisa aku boyong ke rumah. Tunggulah kau wahai headphone keren, suatu saat kau akan jatuh ke pelukanku, huahahaha, -_-
*Bagi yang mau nyumbang atau bahkan beliin, silahkan saja, ngga usah sungkan - sungkan, saya terima dengan senang hati kok*

Hah, udah malem tapi aku masih belum bisa merem. Mau nulis apa lagi yah? Oh ya, aku lagi ngga jelas nih akhir - akhir ini *emang biasanya gimana?*. Kadang waktu lagi tiduran baca komik di kamar tiba - tiba aku ngerasa aneh. Kayak tiba - tiba ada pikiran yang ngga nyambung sama sekali sama kegiatan yang lagi aku lakuin, yang tiba - tiba muncul gitu aja di kepala *ngga, ngga gejala stress kok, itu mah udah dari dulu*. Kayak misalnya tadi pagi waktu aku lagi mau nyeduh teh, tiba - tiba aku kepikiran tentang gimana caranya dokter bedah nglakuin operasi pembuluh darah otak. Otak kan ada tengkoraknya tuh, gimana caranya tu alat bedah masuk ke otak? Untung aja waktu itu aku ngga coba - coba nyiramin air panas ke kepala , nyoba kali aja tengkoraknya memuai karena panas trus jadi ada rongganya (memuai dari hongkong, yang ada juga langsung melepuh tu kulit, langsung deh ke rumah sakit). Hmm, jangan - jangan ini pertanda bahwa sebenarnya aku adalah orang yang jenius ? Perlu dipertimbangkan. *ngekngok* >.<

High School Never Ends

 
guess which is me. . .

Well, everyone said that the memories of high school will always remain as the most memorable one. Do you agree with that ? Now, I finally understand why they always talk about high school with those excited face. I just graduated from high school, and I just can't say which feeling it brings the most,  feel sad of leaving or so happy to continue my life. When the final day come, all of us just feeling too worry about where will our fate brings us, and then, when the most final moment come, it's just like a dream. From the first, I just only can hear voices, although from the beginning we are already heard about this news, but at the moment I just can't help but silence and also shout. It's very wonderful , that we are, all of the students of SMA N 1 Temanggung, finally can graduate from our high school together, after being too scared about any possibility that we maybe failed on it.

At the moment, those memories come and go cross my mind. And then, this mind come to me. I am not a child anymore. It feels like a feeling of loss. I have to stand alone, face my fate. I have to work as hard as I can to be a better person for those people who always believe in me. Live is a struggle, and I have to face it alone by myself. Finally, those another weird feeling come to me. I'm scared. Am I ready for this? Can I reach all of my goal? And the most important is, can I make my parent proud of me? 

Well, let's just see it then, I promise to try, although there will be many errors. I'm sure in someone's live, there are some moment when they will be on the top, but there are also some moment when they won't make it. Just like a famous word said, life is like a wheel. Always do the best that you can do, and believe that God will give you the best in your life :D. Good bye, my memorable High School, :')

Pray for me guys, >.<